Kiprah Perempuan Ilmuwan Indonesia di Negeri Sakura

Sumber Gambar : Tangkapan layar dari www.osaka-u.ac.jp/
Dr. Sastia Prama Putri. Buat yang masih asing dengan sosok ini, dia adalah salah satu perempuan ilmuwan Indonesia yang menorehkan prestasi, terutama dalam dunia riset di tingkat dunia. Kalau dilihat di mesin pencari akademis scholar.google.com, ada lebih dari 100 jurnal penelitian yang sudah dibuat oleh Sastia.
 
Sastia saat ini menjabat sebagai Associate Profesor di Universitas Osaka, institusi pendidikan yang dikenal sebagai universitas riset terkemuka di Jepang. Pencapaian ini menempatkannya dalam posisi yang sangat prestisius. Apalagi, ia juga pernah mendapatkan Ando Momofuku Award kategori “Invention Discovery Encouragement Award”. Penghargaan itu ia dapat lewat risetnya yang menemukan senyawa aktif, yakni meglutol, dalam tempe bisa menurunkan kolesterol.
 
Disebutkan dalam situs web ITB, Dr. Sastia adalah alumni Biologi ITB angkatan 2000. Perjalanan kariernya di Jepang dimulai saat ia menjadi trainee selama setahun setelah menyelesaikan program sarjana. Selama periode ini, ia mengikuti UNESCO Postgraduate Inter-University Course in Biotechnology dengan beasiswa dari pemerintah Jepang dan UNESCO.
 
Selanjutnya, di bawah bimbingan Prof. Nihira, seorang ahli produksi antibiotik dari mikroba, keunggulan akademik Dr. Sastia semakin melejit. Hal ini membuat Prof. Nihira menawarkan program beasiswa dari pemerintah Jepang untuk studi S2 dan S3. Setahun kemudian, Dr. Sastia kembali ke Jepang dan berhasil merampungkan studi magister dan doktoral dalam waktu singkat, 3,5 tahun!
 
Berbagai pencapaian pun ditoreahkannya. Di Osaka University, Dr. Sastia fokus pada studi aplikasi metabolomik, sebuah bidang yang mempelajari tentang metabolit atau senyawa kimia yang terlibat dalam proses metabolisme.
 
Dalam penelitiannya, Dr. Sastia aktif melibatkan mahasiswa Osaka University maupun mahasiswa ITB. Risetnya mencakup aplikasi metabolomik untuk membuat standar kualitas berbagai komoditas dan produk makanan asli Indonesia, seperti tempe, kopi, manggis, dan pisang.
 
Terobosan Dr. Sastia dalam riset, khususnya yang menyangkut tempe, menjadi bukti nyata bahwa kekayaan pangan tradisional Indonesia memiliki potensi solusi global untuk masalah kesehatan modern. Temuan meglutol dalam tempe yang dapat membantu menurunkan kolesterol tidak hanya mengangkat makanan warisan leluhur ini ke kancah internasional, tetapi juga menjadi simbol bagaimana perpaduan kearifan lokal dan teknologi modern dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi umat manusia. [*]

Create By : Admin
Artikel Lainnya