Tempe dan Tahu Bisa Jadi Alternatif dalam Upaya Pemenuhan Gizi

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Pemerintah, melalui Badan Gizi Nasional (BGN), terus mengevaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal yang dievaluasi adalah bahan makanan, di mana salah satunya adalah susu.
 
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menyampaikan bahwa menu susu tidak wajib ada dalam setiap sajian MBG. Susu memang mengandung protein, vitamin, dan mineral penting, tapi kandungan tersebut bisa dipenuhi dari sumber makanan lain seperti tahu dan tempe. Menurutnya, yang lebih utama adalah kecukupan kandungan gizinya, bukan jenis makanannya.
 
Mengutip kanal https://padek.jawapos.com pada Januari lalu, Adita mengatakan, “Kalau mengenai menu, satu hal yang menjadi rujukan adalah kecukupan gizinya.” Hal itu dikatakannya saat meninjau pelaksanaan program di Jakarta Timur. Ia juga menjelaskan bahwa menu yang sama bisa disajikan dalam porsi berbeda sesuai jenjang usia.
 
Kepala BGN, Dadan Hindayana, juga memperkuat pernyataan tersebut. Dalam siaran pers yang dilansir situs web Badan Gizi Nasional pada 28 Mei 2025, Dadan mengklarifikasi bahwa konsumsi susu sebanyak dua liter per hari yang sempat ia sebutkan saat acara peluncuran pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bangkalan pada Mei 2025, hanya merupakan contoh dari pola konsumsi yang bergizi, bukan sebagai syarat wajib. Ia menyebut susu hanya salah satu contoh sumber protein dan kalsium yang bisa diganti dengan bahan lain seperti ikan, telur, tahu, atau tempe.
 
Sementara itu, ahli susu Prof. Dr. Epi Taufik, S.Pt., M.V.P.H., M.Si, mengungkapkan bahwa prinsip utama dalam pemenuhan gizi anak bukan bergantung pada satu jenis makanan, melainkan pada keberagaman dan kecukupan zat gizi makro dan mikro sejak usia dini. Pemenuhan gizi pada masa-masa kritis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dan masa remaja, menjadi kunci pertumbuhan optimal.
 
Dalam konteks itulah kemudian MBG disusun. Menyajikan menu standar bergizi berisi nasi, lauk hewani seperti ayam atau ikan, telur, sayur, buah, dan sumber kalsium seperti susu atau alternatifnya jika tidak tersedia. Dengan pendekatan berbasis kebutuhan lokal dan kemampuan daerah, MBG bertujuan mengatasi ketimpangan akses pangan bergizi, khususnya di kalangan anak-anak usia sekolah.
 
Dengan demikian, kita patut bangga dan berbahagia bahwa tempe yang menjadi warisan nenek moyang kita bisa menjadi bagian penting dari solusi yang berkelanjutan, terjangkau, dan bergizi tinggi.

Create By : Admin
Artikel Lainnya