
Kamu salah kalau mengira kampung tempe selalu lekat dengan kesan kumuh.
Buktinya, Kampung Tempe di RT 03 RW 02 Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, mematahkan pandangan itu.
Dilansir Kompas.id pada Mei 2019, perajin Koang Jaya semula bermukim di Kali Kober, Kota Tangerang. Para perajin ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Perajin di Kober tergusur dan pindah ke Koang Jaya sejak tahun 1990-an, karena lahan mereka akan dibangun jalur kereta bandara.
Di masa awal tinggal di Koang Jaya, para perajin tempe masih menerapkan cara produksi yang diperoleh turun-temurun.
Selanjutnya, masih dari sumber yang sama, perubahan wajah Koang Jaya baru terlihat setelah seorang pemuda bernama Achmad Fauzan berniat menjadikan Koang Jaya sebagai Kampung Tempe. “Saya mengajak perajin tempe dan masyarakat untuk menjadikan kampung inovasi dengan membentuk kampung tematik, Kampung Tempe.”
Perubahan dilakukan mulai dari menata fisik kampung agar jauh dari kesan kumuh. Kampung Tempe ini mulai hijau, asri, dan bersih. Bau limbah produksi tempe tidak terlalu menyengat, tempat produksi agak luas, kering, dan bersih.
Pembuangan air limbah tertata bagus dan tidak meluber ke lantai ruang produksi dan masuk ke saluran air dan langsung ke sungai kecil. Lantai rumah tinggal dan tempat produksi tempe dari para perajin ini sebagian besar terbuat dari keramik.
Mereka membeli pot dan tanaman dan meletakkan di dinding pembatas sepanjang jalan. Dinding tersebut ditata dan jalanan dibersihkan.
Gayung bersambut, kawasan yang kemudian terlihat indah dan bersih kemudian mendorong warga lain untuk ikut membersihkan dan menanam tanaman. Menjadikan kampung ini jadi lebih asri. [*]