Semur. Makanan berkuah agak kental ini adalah makanan yang istimewa, belum tentu setiap hari terhidang di meja dan biasanya muncul di hari-hari yang spesial. Cita rasanya juga istimewa, karena kuah kaldunya menyegarkan. Dimakan bersama dengan nasi, pastinya mengenyangkan.
Keistimewaan semur juga terletak pada sejarahnya. Wikipedia mencatat, hidangan daging rebus berbumbu di Indonesia ternyata telah dikenal sejak abad ke-9 Masehi. Hal ini terlihat dari beberapa prasasti, relief candi dan kakawin di Jawa yang menceritakan “Ganan, hadanan prana wdus” atau disediakan sayuran kerbau dan kambing. Akan tetapi apakah hidangan daging kerbau dan kambing ini adalah mirip semur belum dapat dipastikan.
Selanjutnya, sejak berabad-abad lalu, lokasi Indonesia yang terletak di persilangan jalur perdagangan dunia telah dikenal sebagai kawasan yang memiliki kekayaan alami rempah-rempah. Eksotisme cita rasa rempah-rempah ini kemudian mengundang minat para pedagang dan pendatang dari berbagai bangsa untuk datang ke Nusantara dan melakukan ekspedisi.
Pedagang dan pendatang tersebut masing-masing membawa budaya yang lambat laun berbaur dengan keseharian masyarakat asli Indonesia pada saat itu. Pembauran tersebut kemudian menciptakan interaksi budaya dan mengembangkan berbagai tradisi Nusantara yang istimewa, termasuk di bidang kuliner. Kekhasan cita rasa rempah-rempah Indonesia berpadu dengan berbagai variasi teknik pengolahan makanan menghasilkan kreasi hidangan unik seperti semur, yang sudah ada dari tahun 1600.
Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah antara masyakat Belanda dan Indonesia, terutama dalam pengolahan makanan juga turut mengembangkan cita rasa semur. Makanan ini berasal dari kata ‘smoor’ (bahasa Belanda) menjadi ‘semur’ (bahasa serapan). ‘Smoor’ dalam bahasa Belanda berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan.
Seiring waktu, semur menjadi salah satu ikon kuliner di Indonesia dan kerap mewarnai acara-acara penting, seperti di masyarakat Betawi.
Dilansir Kompas.id pada Mei 2022, menyantap semur kerbau di hari raya berarti penting bagi masyarakat Betawi. Konon, saking pentingnya, dulu orang betawi rela menjual tanah untuk membeli kerbau.
Seiring waktu pula, daging yang biasanya jadi bahan utama dalam semur diganti dengan bahan lain sesuai selera. Rasanya tentu tetap nikmat.
Resep membuat semur berbahan tempe/tahu ini pun banyak ditemukan di internet. Lengkap dengan foto-foto yang pastinya bisa bikin perut keroncongan. [*]