Mengenal Minyak Kedelai dari AS

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Kedelai yang kita kenal bisa diolah jadi beberapa produk. Selain tempe atau tahu yang biasa kita kenal, kedelai juga bisa dijadikan minyak, yang permintaannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
 
Banyak digunakan untuk memasak karena dianggap mendatangkan manfaat bagi tubuh, permintaan dunia akan minyak kedelai mengalami pertumbuhan. Seiring kebijakan tentang keberlanjutan (sustainability) yang diadopsi oleh lembaga bisnis dan negara-negara sebagai upaya mendukung pelestarian lingkungan, permintaan itu tetap stabil.
 
Hal itu sangat dimungkinkan karena konsumen saat ini mengharapkan produk yang mereka beli berasal dari sumber-sumber yang sustainable. Di sinilah kemudian U.S. Soy mengakomodasi harapan tersebut dengan produk minyak kedelai dengan jejak karbon yang rendah, di mana hal ini tak lepas dari langkah-langkah inovatif yang bisa meningkatkan jumlah produksi dengan sumber daya yang lebih sedikit.
 
Langkah ini bukan baru kemarin, tapi sudah sejak 1980-an, dengan beberapa pencapaian seperti pada periode 1982 hingga 2020, lahan hutan di AS meningkat sebesar 2,1 juta hektar, sementara lahan pertanian menyusut 21,3 juta hektar.
 
Langkah itu pula yang kini membuat minyak kedelai AS punya nilai lebih karena ramah lingkungan dan selaras dengan semangat keberlanjutan. Hal ini terbukti saat U.S. Soybean Export Council, bekerja sama dengan Blonk Consultants yang bergerak dalam keberlanjutan sistem pangan, melakukan evaluasi terhadap minyak nabati.
 
Dilansir https://solutions.ussoy.org, evaluasi itu menggunakan basis data Agri-footprint untuk melihat jejak karbon minyak nabati dari berbagai negara. Basis data Agri-footprint didasarkan pada metodologi Life Cycle Assessment, yang mempertimbangkan dampak Perubahan Penggunaan Lahan sesuai standar Product Environmental Footprint yang digunakan oleh Komisi Eropa untuk menghitung jejak lingkungan dari produk tertentu.
 
Hasilnya, jejak karbon minyak kedelai AS, termasuk dalam Perubahan Penggunaan Lahan, jauh lebih rendah dibandingkan yang lain.
 
Dengan mengadopsi dan menerapkan praktik-praktik inovatif, serta tetap menjaga komitmen keberlanjutan, kedelai dan minyak kedelai yang dihasilkan oleh petani di AS telah mengambil aksi nyata untuk menjaga jejak karbonnya rendah dan mendukung upayta jangka panjang dalam menjaga lingkungan. [*]


Create By : Admin
Artikel Lainnya