Benarkah “Eco-Labels” Mempengaruhi Pembelian di Indonesia?
Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Eco-labels atau label ekologi memang bisa membantu mengomunikasikan bahwa produk dengan label tersebut punya keunggulan dibandingkan yang lain. Keunggulan yang dimaksud tentu saja bahwa produk ini dibuat dengan memperhatikan lingkungan.
Namun, sampai sejauh apa label ini berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Indonesia? Apakah benar konsumen bersedia beralih merek atau membayar lebih untuk produk yang memiliki eco-label?
YouGov pada April 2022 melakukan sebuah jajak pendapat terhadap konsumen di Indonesia tentang produk berlabel ekologi yang biasanya mereka beli (secara khusus, jajak pendapat ini dilakukan pada konsumen yang 50% atau lebih pembelian mereka saat ini adalah produk berlabel ekologi).
Hasilnya, sebagaimana bisa dilihat di laman www.business.yougov.com, lebih dari dua dari lima konsumen (43%) mengatakan bahwa mereka utamanya membeli kopi/teh dengan eco-label dan beras (40%), sementara lebih dari sepertiga dari mereka utamanya membeli sabun mandi/produk perawatan mulut (35%), dan susu (34%) dengan eco-label.
Lantas, bagaimana dengan produk lain? Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan, lebih dari seperempat konsumen utamanya tepung (28%) dan produk kosmetik/makeup/perawatan kulit (26%) dengan eco-label, sedangkan sekitar satu dari lima konsumen membeli furnitur rumah (22%) dan pakaian (18%) dengan eco-label.
YouGov juga melakukan jajak pendapat terhadap konsumen Indonesia mengenai produk yang akan mereka pertimbangkan untuk ditukar atau beralih ke merek lain dengan eco-labels. Dan secara terpisah juga diajukan pertanyaan apakah mereka bersedia membayar lebih untuk melakukannya.
Hasilnya, ketika ditanya tentang produk makanan, sekitar sepertiga dari konsumen bersedia untuk mengganti merek beras (34%), kopi/teh (33%), dan susu (33%) yang mereka beli saat ini untuk membeli yang menggunakan eco-label. Sedangkan sedikit lebih banyak yang bersedia membayar lebih untuk beras dengan eco-label (35%), dan sedikit kurang untuk kopi/teh (30%) dan susu (30%).
Sementara itu, lebih dari seperempat konsumen akan mempertimbangkan untuk mengganti merek tepung (27%) yang mereka beli saat ini dengan yang berlabel ekologi, sementara 22% bersedia membayar lebih untuk itu (5% lebih sedikit).
Secara umum, sebagian besar konsumen bersedia menerima harga yang lebih tinggi untuk produk lain yang berlabel ekologi. Kalau kamu, bagaimana?