Bukan Hanya untuk Otot, Kedelai Juga Mendatangkan Kebaikan bagi Otak

Sumber Gambar : Photo by Anna Shvets from Pexels
Tempe, makanan berbahan dasar kedelai yang dalam proses pembuatannya melibatkan kapang Rhizopus oligosporus ternyata juga bisa mendatangkan kebaikan bagi otak.
 
Soal manfaat tersebut, beberapa sumber pernah mengulasnya. Misalnya CNN, yang beberapa waktu lalu menyiarkan penjelasan ahli neurologi, dr Yuda Turana. Ia menyebutkan bahwa kandungan dalam tempe dapat melindungi atau bersifat protektif terhadap otak dan fungsi kognitif sehingga dapat mencegah demensia Alzheimer yang disebabkan oleh kerusakan fungsi otak. Proses fermentasi kedelai membuat olahan makanan ini mengandung banyak bakteri basilus yang baik untuk otak.
 
Sumber lain, halodoc, pada 14 September 2023 melansir bahwa tempe mengandung lemak tak jenuh yang sehat, seperti asam lemak omega-3 dan omega-6. Asam lemak tak jenuh ini bermanfaat untuk kesehatan jantung dan fungsi otak. Demikian pula asam lemak omega-3 dalam tempe, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan fungsi otak. Sebab, asam lemak omega-3 dapat membantu meningkatkan kemampuan ingatan, fokus, dan juga memperbaiki suasana hati.
 
Hal senada ditulis www.ussoy.org, yang menyebutkan bahwa isoflavon yang banyak terkandung dalam kedelai telah mendorong ilmuwan untuk mempelajari efek makanan berbahan dasar kedelai terhadap otak.
 
Isoflavon adalah senyawa yang terjadi secara alami. Dalam PAN-Asia Soyfood Summit 2020 diungkap beberapa manfaat senyawa ini, salah satunya menurunkan risiko gangguan kognitif; terutama pada perempuan setelah masa menopause. Isoflavon juga dapat meningkatkan kesehatan kulit (mengurangi keriput), karena senyawa ini terlibat dalam pembentukan kolagen yang penting untuk kekuatan dan struktur kulit.
 
Laman yang sama melansir, studi klinis pertama untuk melihat efek kedelai pada kognisi diterbitkan pada tahun 2001. Uji coba selama 10 minggu ini menemukan bahwa makanan kedelai menyebabkan peningkatan signifikan terhadap ingatan jangka pendek dan jangka panjang, serta fleksibilitas mental pada pria dan wanita sehat. Beberapa tahun kemudian, penelitian oleh tim yang sama menemukan bahwa pada wanita lebih tua, isoflavon kedelai meningkatkan ingatan jangka pendek, tetapi tidak pada ingatan jangka panjang.
 
Kesehatan kognitif merupakan salah satu hal yang jadi perhatian banyak orang dari beragam usia. Wajar kalau selama dua dekade terakhir, banyak usaha dilakukan untuk menentukan apakah kedelai meningkatkan fungsi kognitif. Hasilnya memang bisa diperdebatkan, karena beberapa penelitian menunjukkan manfaat sementara yang lain tidak menunjukkan adanya manfaat.
 
Namun, patut dicermati bahwa pada 2015, analisis statistik dari 10 uji coba acak yang dikendalikan dengan plasebo melibatkan lebih dari 1.000 wanita pasca menopause menyarankan bahwa isoflavon berpengaruh positif pada fungsi kognitif secara keseluruhan dan ingatan visual. Selanjutnya, dua tahun kemudian, analisis lain mencapai kesimpulan serupa. Dan akhirnya, pada 2020, analisis dari 16 studi klinis yang melibatkan 1.386 peserta dengan usia rata-rata 60 tahun menyimpulkan bahwa isoflavon kedelai dapat meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa.
 
Studi menarik lainnya melibatkan orang dewasa di Jepang, sebuah negara di mana makanan kedelai banyak dikonsumsi. Studi tersebut melaporkan bahwa wanita yang mengonsumsi jumlah makanan kedelai di atas rata-rata setiap hari memiliki kemungkinan sekitar 50 persen lebih rendah untuk mengalami gangguan kognitif, meskipun manfaat serupa tidak dilaporkan pada pria. [*]

Create By : Admin
Artikel Lainnya