Kata Pakar Kesehatan, Tempe Bisa Mendukung Kadar Gula Darah yang Stabil

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com

Diabetes menjadi isu kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di dunia. Pada tahun 2022 saja diperkirakan jumlah penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 secara global sudah lebih dari 800 juta orang. Di Indonesia sendiri, sekitar lebih dari 20 juta penduduk hidup dengan penyakit ini. Peningkatan kasus, terutama diabetes tipe 2 paling umum terjadi pada orang dewasa.
 
Diabetes tipe 2 biasanya muncul karena tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup, dan kondisi ini sering dipicu oleh pola hidup yang kurang sehat. Sementara itu, diabetes tipe 1 punya penyebab yang berbeda. Pada tipe ini, sel-sel di pankreas yang seharusnya memproduksi insulin mengalami kerusakan. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali dan perlu mendapat suntikan insulin dari luar.
 
Insulin adalah hormon penting yang mengatur kadar gula darah dan metabolisme energi. Namun, jika fungsinya terganggu, tubuh bisa mengalami penurunan sensitivitas terhadap insulin—atau yang dikenal sebagai resistensi insulin.
 
Terkait resistensi insulin, baru-baru ini pakar kesehatan menyebut bahwa protein bisa membantu menstabilkan kadar gula darah dan memainkan peran penting dalam sensitivitas insulin. Dalam artikel yang ditulis Joy Manning dan dipublikasikan di kanal Eatingwell, disebutkan pula bahwa menurut para ahli kesehatan, tempe merupakan protein nomor 1 untuk resistensi insulin, meskipun mereka mencatat bahwa protein nabati secara umum bermanfaat untuk meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, dan mendukung kadar gula darah yang stabil.
 
Bagaimana protein bisa membantu mengurangi resistensi insulin? 
·       Protein bisa memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat. Sebagaimana dikatakan ahli gizi dan profesional kesehatan spesialis dalam perawatan dan edukasi diabetes, Kathy Levin, RDN, CDCES, bila dipadukan dengan makanan kaya serat, protein nabati membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil, mengurangi lonjakan pasca-makan, dan meringankan beban respons insulin.


·       Massa otot berperan penting dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Asupan protein membantu menjaga massa otot, terutama jika disertai dengan latihan ketahanan seperti angkat beban.


·       Mencukupi kebutuhan protein harian dapat membantu kita merasa kenyang lebih lama. Hal ini berperan penting dalam mencegah kebiasaan makan berlebihan dan mendukung pengendalian berat badan—dua faktor kunci yang berkaitan erat dengan resistensi insulin.


Melihat peran penting protein bagi tubuh, tidak heran jika tempe layak disebut sebagai salah satu sumber protein terbaik. Tempe dibuat dari kedelai utuh yang difermentasi, sebuah proses yang tidak hanya mempertahankan nutrisi, tetapi juga meningkatkan daya cerna dan kualitas gizi.
Sebagai makanan nabati, tempe mengandung sembilan asam amino esensial, menjadikannya protein lengkap. Selain itu, tempe juga kaya akan berbagai mikronutrien dan bebas kolesterol serta rendah lemak jenuh.

Tak kalah penting, makanan berbahan dasar kedelai seperti tempe juga mengandung isoflavon, senyawa nabati yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Isoflavon berkontribusi dalam meningkatkan sensitivitas insulin, serta membantu melindungi tubuh dari risiko penyakit kronis.
 
Jadi, sudah sudah cukup alasan untuk rutin makan tempe, kan?


Create By : Admin
Artikel Lainnya