Ini Alasan Tempe Layak Jadi Bintang di Meja Makan

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com

Hidup kita pada masa mendatang sangat tergantung pada apa yang tersaji di meja makan. Kalau makanannya bergizi, kecukupan tubuh akan nutrisi akan tercukupi, dan kita bisa merasakan tubuh yang bugar sepanjang hari.
 
Tak perlu mahal dan mewah, apalagi harus pergi jauh untuk mendapatkannya. Di warung terdekat, kita bisa memperoleh bahan makanan yang sehat dan bergizi dengan harga yang relatif ramah di kantung. Namanya, tempe.
 
Produk fermentasi berbahan dasar kedelai ini bukan hanya kaya gizi, tetapi juga memiliki tekstur padat serta cita rasa gurih khas yang membuatnya mudah diolah dalam berbagai hidangan. Menariknya, meski tempe sudah menjadi makanan sehari-hari di Indonesia sejak ratusan abad silam, popularitasnya di negara-negara Barat baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Lalu, apa sebenarnya yang membuat tempe begitu istimewa?
 
Kaya nutrisi dan baik untuk pencernaan
Tempe dibuat melalui proses fermentasi kedelai utuh yang direkatkan oleh jamur Rhizopus. Proses ini menghasilkan padatan kedelai yang menjadi ciri khas tempe. Oleh karena menggunakan biji kedelai utuh, tempe memiliki kandungan nutrisi yang lebih kaya serta tekstur yang lebih padat.
 
Salah satu keunggulan utama tempe terletak pada kandungan proteinnya. Dalam satu cangkir tempe, terdapat sekitar 33 gram protein, jumlah yang sangat tinggi untuk pangan nabati. Lebih penting lagi, protein dari kedelai merupakan "protein lengkap", artinya mengandung sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
 
Kadar protein yang tinggi pada tempe juga berperan dalam meningkatkan rasa kenyang. Protein dicerna lebih lambat sehingga membantu menstabilkan gula darah dan menekan rasa lapar lebih lama. Inilah sebabnya mengapa tempe sering direkomendasikan sebagai bagian dari pola makan sehat, terutama bagi mereka yang ingin mengatur berat badan atau menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.
 
Selanjutnya, sebagai makanan fermentasi, tempe mengandung probiotik, bakteri baik yang mendukung kesehatan usus. Selain itu, serat dan prebiotik dalam tempe berperan sebagai “makanan” bagi bakteri baik tersebut. Kombinasi ini dapat meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, memperbaiki proses pencernaan, serta membantu tubuh menyerap nutrisi dengan lebih baik.
 


Mendukung sistem imun

Kirsten Nunez, penulis bidang makanan dan nutrisi, dalam www.marthastewart.com, mengatakan, kesehatan usus yang baik erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh. Banyak sel imun justru berada di saluran pencernaan. Probiotik dalam tempe membantu menciptakan lingkungan usus yang sehat, sehingga secara tidak langsung memperkuat daya tahan tubuh dan membantu melawan bakteri berbahaya.
 
Sementara itu, kandungan isoflavon dalam kedelai diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sekaligus membantu menjaga kesehatan jantung. Selain itu, tempe juga kaya kalium dan serat, dua zat gizi yang berperan penting dalam menurunkan tekanan darah dan menjaga kadar kolesterol tetap seimbang.
 
Selanjutnya, selain protein dan isoflavon, tempe juga kaya kalsium nabati yang penting untuk kesehatan tulang. Kandungan magnesium, fosfor, serta vitamin K2 di dalamnya mendukung penyerapan kalsium agar lebih tepat sasaran, langsung ke tulang, bukan hanya tertimbun di jaringan lain. Ini menjadikan tempe sebagai salah satu sumber pangan nabati yang ramah tulang, terutama bagi mereka yang jarang mengonsumsi produk hewani.
 
Memilih tempe berarti memilih tubuh yang sehat, pikiran yang bugar, dan warisan kuliner yang tetap lestari. Dari dapur sederhana, tempe bisa menjadi bintang yang menyinari masa depan kesehatan kita.


Create By : Admin
Artikel Lainnya