Ulasan Setengah Abad tentang Tempe, Makanan Tradisional dengan Potensi Global
Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Khususnya di Indonesia, tempe adalah makanan yang “bersanding” akrab dengan keseharian masyarakat. Sering dianggap sepele, tapi nyatanya makanan hasil fermentasi kedelai ini jadi sumber protein fungsional yang bergizi, terjangkau, dan berkelanjutan. Kabar baiknya lagi, tempe semakin diterima oleh masyarakat di banyak negara.
Studi dan literatur tentang tempe pun berkembang sejak puluhan tahun silam. Pada 2020, sebuah jurnal berjudul Tempeh: A semicentennial review on its health benefits, fermentation, safety, processing, sustainability, and affordability merangkum literatur tentang tempe selama setengah abad terakhir.
Ditulis oleh Amadeus Driando Ahnan-Winarno, Lorraine Cordeiro, Florentinus Gregorius Winarno, John Gibbons, dan Hang Xiao, dalam jurnal itu ditulis menyebutkan bahwa tempe menunjukkan potensi besar untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan masyarakat modern.
Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai atau bahan lain menggunakan kapang Rhizopus. Proses fermentasi ini tidak hanya menciptakan tekstur dan rasa yang unik, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dari bahan dasar yang biasanya menggunakan kedelai. Proses pembuatan tempe membuat beberapa kandungan penting dalam kedelai jadi lebih mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh kita. Kandungan yang dimaksud antara lain protein, mineral, dan vitamin. Hal ini menjadikan tempe sebagai sumber nutrisi yang baik, terutama protein nabati.
Berbagai penelitian menunjukkan potensi manfaat kesehatan tempe, termasuk efek antioksidan, anti-inflamasi, dan kemampuan menurunkan kolesterol. Tempe juga dikaitkan dengan potensi pencegahan beberapa penyakit seperti diabetes. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan manfaat-manfaat ini pada manusia.
Salah satu keunggulan tempe adalah fleksibilitasnya. Meskipun umumnya dibuat dari kedelai, tempe dapat diproduksi dari berbagai biji-bijian dan kacang-kacangan. Hal ini membuka peluang untuk diversifikasi bahan pangan dan pemanfaatan sumber daya lokal di berbagai wilayah. Dari segi keberlanjutan, tempe menjadi alternatif protein yang ramah lingkungan. Proses produksi tempe juga relatif sederhana dan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga hingga industri.
Meskipun demikian, ada beberapa tantangan dalam pengembangan tempe secara global. Antara lain standardisasi proses produksi untuk menjamin kualitas dan keamanan produk tempe.
Kesimpulannya, tempe memiliki potensi besar sebagai pangan fungsional yang bergizi, terjangkau, dan berkelanjutan. Dengan penelitian lebih lanjut dan pengembangan yang tepat, tempe dapat berkontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan pangan global, terutama sebagai sumber protein alternatif yang sehat dan ramah lingkungan. [*]