Usaha Tahu dan Tempe: Produknya Bergizi, Omzetnya Tinggi

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Ada banyak hal yang mendorong seseorang memilih menjadi wirausahawan. Salah satunya adalah keinginan untuk mendapatkan waktu kerja yang fleksibel, kemungkinan memperoleh pendapatan yang lebih besar, serta memegang kendali penuh atas jalannya bisnis sehingga ide dan kreativitas pribadi bisa diterapkan dengan lebih leluasa.
 
Intinya, berwirausaha memberi ruang bagi seseorang untuk menciptakan nilai, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, serta menjawab tantangan zaman dengan cara yang mandiri dan inovatif.
 
Dalam konteks ketenagakerjaan di Indonesia, membuka usaha sendiri menjadi semakin relevan. Persaingan kerja yang kian ketat membuat sebagian orang merasa sulit menembus pasar kerja formal, sementara kebutuhan ekonomi terus mendesak. Di sinilah wirausaha menjadi solusi alternatif yang menjanjikan.
 
Pemerintah pun menyadari pentingnya memperluas basis kewirausahaan di masyarakat. Seperti dilansir CNN Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat bahwa rasio wirausaha Indonesia per Oktober 2024 baru mencapai 3,35 persen dari total angkatan kerja. Angka ini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (4,74 persen) atau Singapura (8,76 persen). Hal ini menunjukkan masih terbuka luas peluang untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Tanah Air.
 
Salah satu bentuk usaha yang bisa dilakoni, bahkan dari rumah, adalah produksi tempe. Usaha ini memiliki sejumlah keunggulan yang patut dipertimbangkan, seperti kebutuhan modal yang relatif terjangkau, teknik produksi yang bisa dipelajari dengan cepat, serta pasar yang luas karena tempe merupakan bahan pangan pokok yang digemari masyarakat dari berbagai kalangan. Selain itu, permintaan terhadap produk berbasis nabati dan bergizi seperti tempe cenderung stabil, bahkan meningkat seiring dengan tren hidup sehat.
 
Inspirasi pun bisa kita ambil dari kisah nyata pelaku usaha tempe yang sukses membangun usahanya dari nol. Dalam salah satu tayangan IDX Channel, program Prime Market Highlight menampilkan usaha pengolahan kedelai menjadi tahu dan tempe yang mampu menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah per bulan. Salah satu sentra produksi yang menonjol adalah kawasan Kopti di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Di sana, dalam gang-gang kecil, berdiri usaha rumah tangga yang bergelut dengan kacang kedelai setiap hari, menghasilkan produk tahu dan tempe yang siap dijual ke pasar sekitar.
 
Kisah Kusmanto, salah satu pelaku usaha di kawasan tersebut, menjadi contoh nyata semangat wirausaha. Ia memulai bisnis produksi tempe belasan tahun lalu hanya dengan modal sekitar satu juta rupiah. Kala itu, ia mengerjakan semuanya sendiri—dari proses produksi hingga menjajakan tempe ke rumah-rumah warga dan pasar tradisional. Ketekunan dan konsistensinya membuahkan hasil. Setelah mendapat akses permodalan berupa kredit dari bank, usahanya tumbuh pesat. Kini, Kusmanto bisa merekrut karyawan dan menikmati omzet jutaan rupiah setiap bulannya. Bantuan kredit tersebut menjadi titik balik penting yang mengakselerasi perkembangan usahanya hingga mencapai titik stabil dan menguntungkan seperti sekarang.
 
Melihat potensi dan kisah sukses tersebut, usaha tempe bisa menjadi pilihan yang layak untuk digeluti, baik oleh pemula maupun mereka yang ingin memperluas lini usaha di sektor pangan. Dengan modal kecil, kemauan belajar, dan komitmen yang kuat, siapa pun bisa memulai langkah pertama menjadi wirausahawan melalui jalur usaha rumahan seperti ini. Tempe bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga peluang emas bagi masa depan ekonomi keluarga dan masyarakat.

Create By : Admin
Artikel Lainnya