Menjaga Kualitas Tempe, dari Awal Hingga Akhir
Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia sering hadir di atas meja makan masyarakat. Terbuat dari kedelai yang difermentasi, tempe dikenal sebagai sumber protein nabati yang murah, bergizi, dan mudah diolah. Untuk menjaga manfaatnya, maka sejak awal proses pembuatannya harus dilakukan dengan bersih dan higienis.
Produksi tempe bukan sekadar mencampur kedelai dan ragi, lalu menunggu fermentasi selesai. Proses ini juga melibatkan serangkaian tahapan yang rawan kontaminasi, mulai dari pemilihan dan pencucian kedelai, perendaman, perebusan, pengupasan kulit, pendinginan, hingga pembungkusan dan fermentasi.
Setiap tahap dalam proses itu membutuhkan perhatian ekstra terhadap kebersihan. Satu saja tahapan yang diabaikan, baik karena lingkungan kerja yang kotor, peralatan yang tidak terawat, atau pekerja yang tidak menjaga higienitas, bisa berakibat pada penurunan kualitas, bahkan membahayakan kesehatan konsumen.
Kesadaran akan pentingnya kebersihan inilah yang diterapkan dengan konsisten oleh Griya Tempe Azaki, sebuah industri tempe rumahan yang berlokasi di Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan. Sejak mulai beroperasi pada 24 November 2024, pemiliknya, Suparno, sudah berkomitmen penuh untuk menjaga mutu dan higienitas produksi.
“Kami memang ingin dari awal sudah menerapkan sistem produksi yang baik dan sesuai standar,” ujarnya. Komitmen itu terlihat jelas dari penataan ruang produksi yang rapi, penggunaan peralatan berbahan stainless steel yang mudah dibersihkan, serta penerapan prosedur kerja yang mencegah terjadinya kontaminasi silang.
Upaya ini mendapat apresiasi dari Dinas Kesehatan Kota Pekalongan yang melakukan kunjungan pengawasan ke Griya Tempe Azaki. Dilansir kanal Pemerintah Kota Pekalongan, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa industri ini telah memenuhi empat aspek utama standar keamanan pangan: lingkungan produksi bersih dan tertata, peralatan higienis, tenaga kerja terlatih dan tersertifikasi dalam hygiene dan sanitasi pangan, serta produk yang lolos uji laboratorium keamanan pangan.
Sanitarian Muda setempat, Maysaroh, menyebut bahwa baru kali ini pihaknya menemukan industri tempe rumahan yang benar-benar menerapkan standar produksi dengan baik dan konsisten.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa meskipun berskala rumahan, sebuah usaha tempe tetap bisa memproduksi pangan berkualitas tinggi, asalkan ada kesadaran dan komitmen untuk menjaga kebersihan di setiap tahap. Dengan total sembilan orang pekerja yang terbagi dalam tim produksi basah, produksi kering, dan pemasaran, Griya Tempe Azaki mampu menunjukkan bahwa disiplin dan keseriusan dalam menjaga higienitas bukanlah hal yang mustahil, bahkan bagi usaha kecil sekalipun.
Tempe bukan hanya makanan lezat, tetapi juga salah satu warisan kuliner sehat Indonesia yang diakui dunia. Kandungan protein, vitamin, mineral, dan seratnya sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun, semua manfaat itu hanya dapat dirasakan bila tempe diproduksi dengan cara yang benar dan bebas dari kontaminasi.
Oleh karena itu, mulai dari hulu—pemilihan bahan baku kedelai—hingga hilir—produk sampai di tangan konsumen—standar kebersihan harus dijaga tanpa kompromi. Dengan begitu, tempe yang tersaji di meja makan benar-benar aman, sehat, dan tetap membanggakan sebagai pangan asli Indonesia.
Create By : Admin