Bagi masyarakat Indonesia, Jepang sudah lama menjadi salah satu destinasi wisata yang paling memikat. Data dari Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Negeri Sakura mencapai 373.600 orang. Angka ini menunjukkan besarnya antusiasme wisatawan Indonesia terhadap pesona Jepang, mulai dari budaya, festival, kuliner, hingga pengalaman berbelanja yang khas.
Namun, saat menikmati ramen, sushi, atau takoyaki, terkadang rasa rindu terhadap cita rasa Tanah Air bisa muncul begitu saja. Bagi para pencinta makanan Indonesia, terutama tempe, kini tak perlu khawatir. Produk fermentasi kedelai khas Nusantara tersebut semakin mudah ditemukan di Jepang, baik di supermarket besar yang menjual bahan makanan mancanegara maupun di toko khusus Asia yang tersebar di berbagai kota di Jepang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 Indonesia mengekspor produk olahan tempe senilai 1,62 juta dolar AS dengan total volume mencapai 533,97 ton. Dari angka tersebut, Jepang menjadi pasar utama dengan pangsa lebih dari 40 persen dari total ekspor, diikuti oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan Belanda. Tingginya permintaan di negara-negara tersebut tak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan nabati yang bergizi, serta berkembangnya komunitas vegetarian dan vegan. Selain itu, kehadiran diaspora Indonesia juga berperan besar dalam memperluas pasar tempe di mancanegara.
Salah satu contoh nyata pengiriman tempe ke Jepang dilakukan oleh Rumah Tempe Azaki yang bekerja sama dengan PT Arumia Kharisma. Melalui kolaborasi ini, beberapa waktu lalu mereka mengekspor tempe beku hingga 13,8 ton ke Jepang, menunjukkan bahwa produk pangan tradisional Indonesia semakin diterima di pasar global, termasuk di negara dengan standar pangan yang sangat ketat seperti Jepang.
Selain tempe impor, Jepang juga memiliki produsen lokal yang mengolah tempe secara mandiri. Salah satunya adalah Sariraya Group Japan Co., Ltd., perusahaan makanan yang berdiri sejak 2005. Melalui pabrik tempe dan jaringan distribusinya, Sariraya tidak hanya memproduksi tempe untuk masyarakat Indonesia di Jepang, tetapi juga memperkenalkannya kepada konsumen lokal sebagai makanan sehat yang ramah lingkungan.
Kehadiran tempe di Jepang kini menjadi simbol menarik dari bagaimana makanan sederhana asal Indonesia bisa menembus pasar global. Dari rak-rak supermarket hingga restoran halal, tempe hadir bukan hanya sebagai pengobat rindu bagi perantau, tetapi juga sebagai jembatan budaya dan kuliner antara Indonesia dan Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa cita rasa Nusantara memiliki tempat istimewa di hati masyarakat dunia.