Tempe sejak lama dikenal sebagai makanan khas Indonesia yang sederhana, tapi bernilai gizi tinggi. Produk fermentasi kedelai ini tidak hanya menjadi bagian penting dari warisan kuliner Nusantara, tetapi juga diakui oleh dunia sains sebagai sumber protein nabati, serat, dan probiotik yang baik bagi kesehatan pencernaan.
Meski demikian, di luar Indonesia, tempe belum sepenuhnya dikenal luas. Oleh karena itulah muncul berbagai upaya kreatif untuk memperkenalkan tempe dalam bentuk yang lebih akrab bagi pasar internasional. Salah satu inovasi yang menonjol adalah keripik tempe, yang mengubah citra tempe dari makanan tradisional menjadi camilan modern dengan daya tarik global.
Salah satu yang melakoni usaha keripik tempe adalah Alvina Chun bersama putrinya, Liz Kang, melalui merek Mamame Whole Foods.
Mengikuti suaminya berpindah dari satu negara ke negara lain, Alvina menemukan inspirasi untuk inovasinya di Indonesia. Di negeri ini, ia mengenal tempe sebagai makanan sehari-hari yang sederhana, bergizi, dan fleksibel dalam berbagai olahan. Kesukaan itulah yang akhirnya menumbuhkan ide untuk memperkenalkan tempe kepada dunia melalui cara yang baru dan menarik. Bersama Liz, ia mengembangkan produk keripik tempe.
Berbeda dari tempe biasa yang menggunakan kedelai, Mamame memilih kacang hitam atau black-eyed peas sebagai bahan dasarnya. Proses fermentasi berlangsung selama sekitar dua hari hingga membentuk blok tempe padat yang kemudian diiris tipis, dilapisi tepung tapioka, dan digoreng menggunakan minyak kelapa. Pemilihan minyak kelapa pun bukan sekadar preferensi rasa, tetapi bagian dari strategi menjaga kualitas. Seperti dijelaskan Liz dalam wawancara dengan BakingBusiness.com, penggunaan minyak kelapa membantu mengurangi proses oksidasi.
Hasil akhirnya adalah keripik tempe dengan tekstur renyah dan cita rasa yang bervariasi, mulai dari original hingga rasa garam laut, rosemary, cabai pedas, keju, dan barbekyu.
Pada Maret 2023, Mamame resmi diperkenalkan di Jakarta, dan sejak itu mulai menembus pasar internasional. Dari perjalanan Mamame kita bisa melihat bahwa tempe bukan hanya simbol kuliner Indonesia, tetapi juga bagian dari gerakan global menuju pola makan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan bisa dinikmati semua orang.