Kedelai sebagai Bahan Dasar Tekstil, Mengapa Tidak?

Sumber Gambar : Foto ilustrasi: www.canva.com
 
Kita adalah apa yang kita makan. Jika sering mengonsumsi makanan tidak sehat, tubuh kita pun bisa berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
 
Begitu pula dengan pakaian yang kita kenakan - ia mencerminkan identitas dan nilai-nilai kita. Cobalah perhatikan baju dan lingkungan di sekitar, berapa banyak produk yang tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan?
 
Lance Cheramie, asisten profesor ilmu lingkungan manusia di University of Arkansas, menegaskan, "Penelitian membuktikan industri pakaian termasuk salah satu kontributor pencemaran terbesar karena proses ekstensif di sepanjang rantai produksinya."
 
Di Pratt Institute, Yoon Jong Chang, asisten profesor madya desain busana, menekankan bahwa keberlanjutan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya akademik. Dalam setiap kelasnya, ia selalu mengajak mahasiswa untuk mempertimbangkan dampak busana terhadap lingkungan.
 
"Selama ini, mode berkelanjutan kerap diasosiasikan dengan pakaian vintage atau sekedar barang bekas," ujar Chang. "Namun, kami kini memahami bahwa konsep keberlanjutan jauh lebih kompleks - mulai dari pemilihan bahan tekstil hingga praktik pencarian sumber yang bertanggung jawab. Kami ingin mengungkap seluruh dampak lingkungan dan sosial di balik setiap langkah produksi."
 
Didorong semangat tersebut, Chang dan Cheramie menggelar kompetisi desain inovatif bernama Nextile: The Soy In Textile Design Challenge. Ajang ini mengajak mahasiswa mengeksplorasi potensi kedelai dalam industri tekstil, mendorong mereka menciptakan solusi berkelanjutan yang kreatif.
 
Peserta ditantang menggunakan berbagai bahan berbasis kedelai - mulai dari kain campuran, kulit, lilin, pigmen, hingga benang sutra. Setidaknya tiga elemen kedelai harus diintegrasikan dalam setiap rancangan mereka.
 
"Dulu, saya hanya melihat kedelai sebatas bahan pangan," kenang Chang. "Namun melalui perspektif mahasiswa, saya menemukan dunia baru. Sungguh menakjubkan melihat mereka mampu merevolusi konsep tekstil menggunakan bahan sederhana ini."
 
Masa depan berkelanjutan
Meskipun kedelai tidak memiliki serat seperti bahan tekstil konvensional, potensinya sangatlah menjanjikan. Cheramie yakin, "Kita baru di awal perjalanan eksplorasi, tetapi kedelai dapat memberikan dampak signifikan. Ia menawarkan alternatif ramah lingkungan yang dapat menggantikan bahan sintetis tanpa mengurangi kualitas."
 
Bahan berbasis kedelai memiliki keunggulan: jejak lingkungan lebih rendah, mudah terurai, dan dapat direkayasa dengan berbagai keunggulan - mulai dari kemampuan menyerap kelembaban hingga perlindungan UV.
 
Dengan demikian, setiap helai pakaian yang kita kenakan bisa menjadi pernyataan nyata tentang komitmen kita terhadap planet ini. Bukankah sudah saatnya kita memulai perubahan, dimulai dari hal sekecil memilih bahan pakaian yang berkelanjutan? [*]

Create By : Admin
Artikel Lainnya