Fortifikasi. Kata itu mungkin sering terdengar, apalagi ketika dikaitkan dengan nilai gizi produk makanan/minuman seperti susu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu arti dari fortifikasi adalah ‘pengayaan nutrisi untuk meningkatkan kandungan gizi suatu zat.’ Dengan kata lain, fortifikasi mengacu pada upaya penambahan atau pengayaan produk pangan/minuman dengan nutrisi tertentu.
Pada tempe, hal serupa pun bisa dilakukan agar nilai gizi makanan ini jadi lebih seimbang dan dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik bagi konsumen. Singkat kata, selain mengandung protein, tempe fortifikasi juga mengandung gizi lain yang penting bagi tubuh.
Fortifikasi pada tempe bisa dilakukan dengan menambahkan nutrisi tertentu pada bahan baku sebelum diolah menjadi tempe. Ini mungkin mengingatkan pada upaya beberapa orang yang menambahkan kandungan pada tempe, misalnya yang dilakukan Lusiawati Dewi, Dekan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, yang mengombinasikan protein nabati dari kedelai sebagai bahan baku tempe dan protein hewani.
Tanpa mengurangi cita rasa khas tempe, ia mencoba menggabungkan bermacam ikan air tawar dengan tempe. Hasilnya, Lusi yang menjabat Dekan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga ini memilih ikan nila atau ikan mujair karena kandungan lemaknya rendah.
Tempe ikan (TeKan), begitu nama produknya menjadi produk makanan dengan kandungan gizi berlimpah.
Masih ada beberapa inovasi yang membuat tempe jadi lebih bernilai bagi kesehatan manusia. Meski belum banyak, dan boleh jadi belum populer, setidaknya ini bisa jadi alternatif yang baik dalam upaya meningkatkan asupan nutrisi bagi tubuh. Amin. [*]