Jumlah penduduk yang bertambah membuat ketahanan pangan jadi semakin penting. Seiring waktu, teknologi dan intensifikasi pertanian memang terus berkembang, antara lain dengan penggunaan pestisida dan pupuk. Namun, apakah ini selaras dengan semangat keberlanjutan (sustainability)?
Penggunaan pupuk dan pestisida memang bisa membantu tanaman jadi subur dan lebih tahan hama. Namun, perlu disadari bahwa ini bisa membuat kualitas tanah jadi menurun.
Seperti dikatakan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran, Prof. Dr. Betty Natalie Fitriatin, Ir., M.P., dalam artikel di www.unpad.ac.id, penurunan kualitas tanah
akibat pemupukan kimiawi dalam jangka waktu panjang akan menghilangkan
kandungan bahan organik sehingga menurunkan aktivitas organisme dalam tanah.
Kondisi ini mengakibatkan tanah menjadi “sakit”.
Sementara itu, pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit yang bisa merusak tanaman, juga bisa mendatangkan dampak negatif
terhadap lingkungan, apalagi jika berlebihan.
Dampak itu salah satunya membunuh organisme lain, seperti predator alami hama dan lebah penyerbuk. Ini dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.
Penggunaan pestisida berlebihan juga bisa membuat hama jadi resisten, alias tahan terhadap pestisida.
Guna menjaga keberlanjutan lingkungan, diperlukan langkah nyata untuk mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan. Hal ini yang coba dilakukan oleh petani kedelai di Nebraska, Amerika Serikat.
Dalam video yang ditayangkan di https://ussoy.org, para petani tersebut mencoba menjawab pertanyaan dan harapan yang akhir-akhir ini sering muncul, terutama di kalangan konsumen di nebraska, AS. Harapan itu misalnya, penggunaan pestisida yang lebih sedikit.
Merespons harapan itu, Gregg Fujan, seorang petani jagung dan kedelai di Weston, Nebraska mengatakan bahwa saat ini petani sudah menggunakan lebih sedikit pestisida dibandingkan masa-masa sebelumnya. Gregg menambahkan, ia sudah menggunakan bibit hasil rekayasa genetika (genetically modified organism/GMO) untuk mengembangkan resistensi
tanaman sehingga menghilangkan kebutuhan aplikasi insektisida.
Diane Becker, petani
jagung dan kedelai di Madison, Nebraska punya pendapat yang senada, bahwa petani saat
ini memang menggunakan lebih sedikit pestisida, karena
benih GMO yang di antaranya
memiliki sifat “menolak” beberapa
serangga dan beberapa jamur.
Singkat kata, dengan cara ini, petani di AS bisa menerapkan sistem yang lebih
efisien dan produktif. [*]