Percaya, enggak… kalau tempe yang biasa kita temui itu punya peran penting dalam kuliner Indonesia? Nah, dalam rangka pengajuan tempe sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO, berikut ini 4 alasan yang membuat tempe memegang peran dalam kuliner di Tanah Air.
Alasan pertama, sejak beratus tahun silam, tempe sudah memiliki peran, baik sebagai makanan sehari-hari, suguhan, sajian pesta, atau sebagai sumbangan untuk perayaan pernikahan. Hal ini sebagaimana ditulis dalam Serat Centhini yang selesai ditulis pada tahun 1823.
Dalam kumpulan tulisan Raja Pakubuwono V itu, tempe pertama kali muncul pada jilid 3, ketika Mas Cebolang dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat. Tercantum brambang jae santen tempe dan sambel lethokan (sekarang sambal tumpang). Pada jilid yang sama juga tercatat bahwa pada zaman dahulu tempe juga dikonsumsi mentah (berambang tempe mentah). Pada jilid 6 diceritakan bahwa tempe merupakan bagian dari sajian pesta pernikahan (besengek tempe pitik), dan pada jilid ke 10 diceritakan bahwa tempe dijadikan sebagai sumbangan untuk perayaan pernikahan. Selanjutnya pada jilid 12 disebutkan bahwa tempe sebagai suguhan.
Dari sejarah itulah mungkin kita kemudian selalu menyertakan tempe dalam momen-momen penting. Hal ini pula yang menjadi alasan kedua. Coba perhatikan, dalam peristiwa-peristiwa tertentu, tempe menjadi makanan yang harus ada dan tidak tergantikan. Sebut saja sambal goreng tempe, yang bersama dengan mihun atau mie goreng dan telur dadar merupakan menu yang selalu disajikan bagi mereka yang membantu merawat jenazah di semua kalangan masyarakat Jawa.
Contoh lain, dalam acara selamatan yang dibuat untuk memperingati berbagai kesempatan dalam daur hidup, selalu ada tempe bacem dalam satu dari tujuh macam lauk pauk yang ada. Besengek tempe dalam lauk pauk tumpeng megono di aneka upacara dan acara lain masyarakat di Jawa.
Alasan ketiga, tempe goreng—bersama tahu goreng—merupakan bagian dari set menu masyarakat Sunda, Jawa dalam konsumsi sehari-hari. Oleh karena itulah muncul ungkapan “Tiada hari tanpa tempe.”
Alasan keempat. Tempe yang mengalami fermentasi lanjut merupakan bumbu khas daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan digunakan dalam sekurang-kurangnya 28 ragam lauk pauk dan kudapan Jawa. Lauk tersebut mulai dari sayur lodeh, oblok-oblok daun singkong, sayur bobor, mendol, dan bubur tumpang. Kalau menurut kamu, makanan apa lagi yang juga menggunakan tempe sebagai salah satu bahannya? [*]