Cinta punya kekuatan luar biasa, yang bisa mendorong orang melakukan sesuatu yang luar biasa.
Kalau tidak percaya, tengok kiprah Lusiawati Dewi. Meski sebagian orang menganggap tempe sebagai makanan “kelas dua”, tapi hal itu tidak melunturkan kecintaan sosok yang biasa disapa Lusi ini terhadap tempe. Ia berinovasi, menambah kandungan dalam tempe sehingga membuat citra makanan ini naik kelas.
Fokus pada penelitian tentang bahan tambahan alami pada tempe, salah satu bentuk inovasi yang dilakukan Lusi adalah mengombinasikan protein nabati dari kedelai sebagai bahan baku tempe dan protein hewani.
Tanpa mengurangi cita rasa khas tempe, ia mencoba menggabungkan bermacam ikan air tawar dengan tempe. Hasilnya, Lusi yang menjabat Dekan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga ini memilih ikan nila atau ikan mujair karena kandungan lemaknya rendah.
Tempe ikan (TeKan), begitu nama produknya menjadi produk makanan dengan kandungan gizi berlimpah. Mengutip dari situs web Fakultas Biologi UKSW, Lusi berharap berharap TeKan dapat menjadi inovasi dalam bidang ketahanan pangan dan kewirausahaan mandiri.
Hingga saat ini ia sudah mengantongi hak paten untuk tempe ikan, fermentasi tempe yang ditambah ikan sebagai kombinasi dari protein hewani, karya inovasinya. “Akan saya susul dengan paten yang lain-lain untuk produk inovasi varian tempe yang lain. Yang intinya, saya ingin membuat tempe sebagai pangan fungsional atau tempe yang lebih nilainya untuk kebutuhan kesehatan,” katanya.
Selain tempe ikan, Lusi juga melakukan riset tempe kunyit (TeKun). Dari riset itu ia mengetahui bahwa jumlah kunyit untuk ditambahkan ke dalam tempe perlu diperhatikan karena kunyit mengandung antibakteri yang bisa menghambat pertumbuhan jamur pada tempe.
Inovasi lain yang dilakukan lusi adalah tempe pelangi yang berwarna-warni. Dia menambahkan bahan alami untuk pewarna, yakni kuning dari kunyit, warna merah dari angkak, dan warna hijau dari daun pandan.
Inovasi yang dilakukan Lusi mungkin jadi hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, lagi-lagi ini membuktikan bahwa tempe adalah makanan super yang lentur, baik dalam hal penambahan bahan-bahan di dalamnya atau dalam hal pengolahannya hingga menjadi makanan siap santap. [*/dari berbagai sumber]