Tempe Indonesia Bisa Sampai ke Mancanegara

Sumber Gambar : Foto: Sulistyo P

Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati.

Dari mana datangnya tempe? Sudah pasti dari Indonesia.

 

Kata ‘tempe’ berasal dari bahasa Jawa kuno, ‘tumpi’ yang berarti makanan berwarna putih. Rujukan pertama mengenai tempe ditemukan pada tahun 1875 dalam manuskrip Serat Centhini.

 

F.G Winarno dalam Tempe – Kumpulan Fakta Menarik Berdasarkan Penelitian menulis, Serat Centhini merupakan salah satu manuskrip tertua yang masih berkaitan dengan seni sastra Jawa. Istilah ‘centhini’ berasal dari nama seorang abdi dalem kinasih yang sangat taat dari Ni Selobangti, yang juga disebut sebagai Ken Tembangrasa.

 

Serat Centhini berisi kumpulan cerita atau dongeng tentang masyarakat Jawa kuno yang sarat dengan filosofi hidup secara baik, khususnya untuk meluhurkan budi pekerti. Buku sastra seni budaya ini memang sangat unik dan menjadi satu-satunya manuskriptlasik kesenian dan kebudayaan Jawa yang tersisa dari abad ke-18.

 

Hingga saat ini tempe telah menjadi makanan favorit banyak orang, bahkan hingga ke mancanegara. Apalagi kandungan di dalamnya diakui oleh banyak penelitian, sehingga popularitasnya pun semakin meroket.

 

Bagaimana ceritanya hingga tempe bisa dikenal di luar negeri? Disadur dari presentasi berjudul Sejarah Tempe: Dari Indonesia Menuju Dunia oleh Forum Tempe Indonesia, berikut ini cerita singkat penyebaran tempe di beberapa wilayah di dunia.

 

Eropa

Di Benua Biru, tempe diperkenalkan oleh orang-orang Belanda pada masa kolonialisme. Adalah seorang sarjana Belanda, HC Princen Geerligs, yang pada 1895 menulis tentang nilai gizi dan cara pembuatan tempe dalam tulisannya, Einige Chinese Voedingsmiddelen Uit Soyabonen Bereid (Suatu Makanan China Terbuat dari Kedelai).

 

Patut dicatat bahwa meski tertulis sebagai makanan China, pada saat itu, baik di China maupun Taiwan, belum pernah dilaporkan keberadaan makanan sejenis tempe. Geerligs bersama rekannya, FA Want, adalah ilmuwan yang pertama kali menemukan jenis jamur atau kapang yang sangat berperan dalam pembuatan tempe, yaitu Rhizopus oligosporus (Kompas, 8 Februari 1981).

 

Selanjutnya pada 1982, artikel tempe muncul di buku Vegetables of The dutch East Indies  (J.J. Osche) dan pada tahun yang sama muncul pula artikel tentang tempe dalam Le Compas di Prancis. Pabrik tempe di Eropa pertama kali berdiri di Belanda, dan tercatat pada 1984 sudah terdapat 18 perusahaan tempe di Eropa.


Berbeda dengan Eropa, tempe baru dikenal di Amerika Serikat pada tahun 1946 dengan munculnya jurnal Possible Source of Protein for Child Feeding in Underdeveloped Countries. Di Negeri paman Sam, pengenalan tempe adalah berkat jasa dari The Farm (komunitas petani) di Summertown, Tennesse.

 

Penelitian tempe baru dilakukan mulai era 60-an oleh Cornell University NY dan Departemen Pertanian Amerika (USDA). Tahun 1961, Mary Otten menjadi pembuat tempe pertama di Amerika. Adapun toko tempe pertama didirikan tahun 1975 oleh Mr. Gale Randall, Nebraska AS, dan pada tahun 1980-an tempe mulai populer dan meluas di Amerika Serikat.

 

Hal yang agak unik terkait perkembangan tempe terjadi di Asia. Benua ini sudah memiliki produk fermentasi kedelai yang mirip dengan tempe yang merupakan warisan turun-temurun.

 

Sebut saja di China yang mempunyai produk yang mirip tempe bernama Koji', yaitu fermentasi kedelai oleh jamur Aspergillus sp; Jepang memiliki produk bernama Natto dan Kinema yang merupakan hasil fermentasi kedelai oleh bakteri Bacillus natto.

 

Pada akhirnya, fakta seputar kabaikan tempe membuat eksistensi tempe semakin bisa diterima di dunia, dan pastinya semakin banyak orang yang bisa merasakan manfaatnya. [*]



Create By : Admin
Artikel Lainnya